Dropbox saya pakai untuk menyebarkan (sync) file dan dokumen di tiga komputer: Linux, Windows, Mac, dan satu di HP Android.
Use case saya sebenarnya sederhana. Saya ingin sinkronisasi dokumen di tiga komputer. Ketika memakai komputer kantor dan selesai mengerjakan dokumen tersebut, saya ingin dokumen tersebut ada di komputer rumah saya.
Bahkan ketika saya membuka HP saya, dokumen tersebut juga ter-copy di HP saya.
Lantas, apa bedanya dengan Google Docs?
Beda. Google Docs terbatas untuk Workspace Google saja. Jika memakai Dropbox, kita tidak peduli platform yang dipakai, apakah Microsoft 365, Open Office, atau Google Docs.
Lebih luas lagi, kita bisa sync file apa saja. Tidak harus dokumen saja. Bisa foto, software, atau lainnya.
Cara Instal Dropbox
Saya instal Dropbox di 3 komputer dan 1 HP. Dropbox yang saya pakai adalah Dropbox personal gratis. Instal Dropbox sangat mudah. Anda hanya perlu mendaftarnya di dropbox.com, lalu ikuti perintah-perintahnya.
Jika Anda daftar melalui HP, Anda bisa mengunduh aplikasinya dari Google Play Store atau App Store.
Jika Anda memakai Windows, Mac OS, atau Linux, Anda bisa mengunduh Dropbox di sini, lalu masuk dengan account yang sudah Anda daftarkan sebelumnya.
Cara Menggunakan Dropbox
Setelah Anda berhasil instal Dropbox di komputer atau HP Anda, Dropbox akan membuat folder sendiri. Jika Anda tidak melakukan custom, foldernya akan disimpan di Dropbox
.

Contoh folder Dropbox di Ubuntu Linux. Lokasinya ada di Home > Dropbox.
Selanjutnya, jika Anda menyimpan file apa pun di folder Dropbox, Dropbox akan menyinkronkan file tersebut di perangkat yang Anda instal Dropbox-nya.
Khusus untuk personal gratis, maksimal perangkat yang bisa Anda sync sebanyak tiga. Kapasitas folder maksimal adalah 5 GB.
Jika dirasa kurang, Anda bisa upgrade Dropbox sampai 2 TB. Menurut saya, 5 GB sudah lebih dari cukup untuk sekadar sync dokumen dan file, kecuali Anda menggunakan Dropbox sebagai storage backup.